makalah pengendalian dan sistem informasi akuntansi

                                                                             BAB I

PENDAHULUAN


Masyarakat telah semakin tergantung pada sistem informasi akuntansi, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi. Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut, perusahaan menghadapi peningkatan risiko atas sistem mereka yang sedang di negosiasikan tersebut.
Mengapa ancaman terhadap sistim informasi akuntansi terus meningkat hampir setiap tahun, lebih dari 60% mengalami sebuah kegagalan besar dalam mengendalikan keamanan dan intregitas sistim komputer mereka. Penyebab-penyebanya adalah sebagai berikut:
1.      Informasi tersedia untuk junlah karyawan yang sangat besar. Chevron contohnya memiliki 35.000 unit personal komputer.
2.      Informasi yang didistribusikan dalam jaringan informasi sukar untuk diawasi. Di Chevron, informasi didistribusikan ke setiap sistim dan ke beribu-ribu karyawan diseluruh dunia. Setiap sistim dan karyawan berpotensi mewakili titik rentan pengawasan.
3.      Pelanggan dan supplier dapat mengakses setiap sistim dan data. Contoh WalMart membolehkan vendornya untuk mengakses database mereka. Bayangkan kepercayaan yang diberikan seperti ini kepada vendor yang memiliki hubungan dengan pesaing.
Organisasi belum melakukan proteksi data secara cukup memiliki beberapa alasan:
·         Beberapa perusahaan melihat bahwa kehilangan beberapa informasi penting masih jauh dan sepertinya bukan ancaman
·         Implikasi pengendalian akibat berpindahnya sistim komputer yang tersentral kesistim berbasis internet tidak sepenuhnya dipahami.
·         Banyak perusahaan tidak menyadari bahwa informasi adalah sebuah sumber strategisdan melindunginya membutuhkan sebuah strategi, contohnya sebuah perusahaankehilangan jutaan dollar karena tidak melindungi transmisi data. Seorang pesaingmasuk ke jaringan telepon dan mengfax design produk baru.
·         Produktivitas dan biaya menekan motivasi manajemen
Segala potensi kejadian yang merugikan disebut ancaman (threat) atau sebuah kejadian (event). Kerugian uang yang potensial dari sebuah ancaman disebut paparan atau dampak. Kemungkinan bahwa paparan (exposure) atau dampak (impact) akan terjadi disebut sebagai kemungkinan (likelihood) ancaman.
1.      Kerangka Pengendalian pada SIA
2.      Penjelasan mengenai Lingkungan Internal
3.      Penjelasan mengenai Penilaian Resiko dan Respons Risiko
4.      Informasi dan Komunikasi seperti apa
5.      Pengawasan pada SIA










BAB II

PEMBAHASAN

Bagian ini membahas tiga kerangka yang digunakan untuk mengembangkan sistem pengendalian internal;
Kerangka COBIT
Information system audit and control association (ISACA) mengembangkan kerangka control objective for information and related technology (COBIT). COBIT menggabungkan Asosiasi Pengendalian dan Audit Sistim Informasi (ISACA) telah membuat kerangka tujuan pengendalian untuk informasi dan teknologi (COBIT). COBIT menggabungkan standar pengendalian dari 36 sumber yang berbeda kedalam sebuah kerangka tunggal yang memungkinkan (1)manajemen untuk membuat patokan keamanan dan pelaksanaan pengendalian dari lingkungan IT, (2)Pengguna dijamin bahwa keamanan IT yang cukup dan keberadaan pengendalian, dan (3)para Auditor memperkuat opini pengendalian internal dan mempertimbangkan masalah keamanan IT dan pengendalian yang dilakukan.
COBIT 5 didasarkan pada lima prinsip utama tata kelola dan manajemen TI. Prinsip-prinsip berikut ini memungkinkan dalam membantu organisasi membangun sebuah tata kelola yang efektif dan kerangka manajemen yang melindungi investasi pemangku kepentingan dan memhasilkan sistem informasi terbaik.
1.      Memenuhi keperluan pemangku kepentingan. Kerangka COBIT 5 membantu para pengguna mengatur proses dan prosedur bisnis untuk menciptakan sebuah sistem informasi yang menambah niali untuk pemangku kepentingan.ia juga memungkinkan perusahaan menciptakan keseimbangan yang tepat di antara resiko dan penghargaan.
2.             Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung. Kerangka COBIT tidak hanya berfokus pada operasi IT, ia juga mengintegrasikan semua ungsi dan proses IT kedalam fungsi serta proses keseluranperusahaan
3.      Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal.  Kerangaka cobit 5 dapat disejajarkan pada tingkat yang tinggi dengan standar  dan kerangaka lainya.
4.      Memukinkan pendekatan holistik. Kerangka cobit 5  memeberi sebuah pendekatan  holistik yang menghasilkan tata kelola dan manajemen yang efektif dari semua fungsi TI di perusahaan
5.      Memisahkan tata kelola dari manajemen. Kerangka cobit 5 membedakan antara tata kelola manajemen

Kerangka Manajemen Risiko Perushaan
Untuk meningkatkan proses manajemen resiko, COSO membuat kernagka kerja pengendalian internal kedua yang dianamakan Enterprise Risk Management (ERM) atau Manajemen Resiko Perusahaan. ERM adalah proses dewan direktur dan manajemen mempersiapkan strategi, mengidentifikasikan kejadian-kejadian yang mempengaruhi entitas, menilai dan mengelola resiko dan menyediakan jaminan yang wajar bahwa perusahaan meraih sasaran dan tujuannya. Prinsip-prinsip dasar dibelakang ERM sebagai berikut:
·         Perusahaan dibentuk untuk menciptakan nilai bagi pemilik-pemilknya
·         Manajemen harus memutuskan berapa banyak ketidakpastian yang akan ia terima saat menciptakan nilai.
·         Ketidakmenentuan akan menghasilkan resiko, dimana sesuatu yang terjadi secaranegatif akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptakan atau mempertahankan nilai.
·         Ketidakmenentuan menghasilkan kesempatan, dimana sesuatu yang terjadi secara positif akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menciptakan nilai dan mempertahankan nilai.
·         Kerangka kerja ERM bisa mengelola ketidakmenentuan dan juga menciptakandan mempertahankan nilai

Kerangka Manajemen Risiko Perusahaan Versus Kerangka Pengendalian Internal
Kerangka IC telah diadopsi secara luas sebagai cara untuk mengevaluasi pengendalian internal, seperti yang ditentukan oleh SOX. Kerangka ERM yang lebih komprehensif menggunakan pendekatan berbasis pengendalian. ERM menambahkan tiga elemen tambahan kekerangka IC COSO; penetapan tujuan, pengidentifikasian kejadian yang mungkin memengaruhi perusahaan, dan pengembangan sebuah respons untuk risiko yang dinilai. Hasilnya, pengendalian bersifat fleksibel dan relevan karna mereka ditautkan dengan tujuan organisasi terkini. Model ERM juga mengakui bahwa risiko, selain dikendalikan, dapat pula diterima, dihindari, dibuat berjenis-jenis, dibagi, atau ditransfer.

Lingkungan Internal (Internal Environment), atau budaya perusahaan mempengaruhi cara organisasi menetapkan strategi dan tujuannya; membuat struktur aktivitas bisnis; dan menidentifikasi, menilai, serta merespon resiko. Ini adalah fondasi dari seluruh komponen ERM lainnya. Lingkungan Internal yang lemah atau tidak efisien sering kali menghasilkan kerusakan didalam manajemen dan pengendalian resiko. Hal tersebut secara esensial merupakan hal yang sama dengan lingkungan pengendalian pada kerangka IC. Sebuah Lingkungan Internal mencakup Hal-hal sebagai berikut.
1.      Filosofi Manajemen, Gaya pengoprasian, dan Selera Resiko.
Secara keseluruhan, sebuah organisasi memiliki sebuah filosofi  atau kepercayaan dan sikap yang dianut bersama, tentang resiko yang mempengaruhi kebijakan, prosedur, komunikasi lisan dan tulisan serta keputusan . Perusahaan juga memiliki selera resiko (Risk Appetite), yaitu jumlah resiko yang bersedia diterima oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasarannya. Untuk menghindari resiko yang tidak semestinya, selera resiko harus selaras dengan strategi perusahaan.
Semakin bertanggung jawab filosofi dan gaya pengoprasian manajemen, serta makin jelas mereka berkomunikasi, maka semakin besar kemungkinan para pegawai akan bertindak dengan tanggung jawab. Jika manajemen hanya memiliki sedikit perhatian pada pengendalian internal dan manajemen resiko, maka pegawai akan menjadi kurang rajin untuk mencapai tujuan pengendalian. Budaya di Springer’s Lumber & Supply menjadi sebuah contoh. Maria Piler menemukan bahwa garis wewenang dan tanggung jawab di tetapkan dengan longgar dan mencurigai bahwa manajemen mungkin telah menggunakan ‘’Akuntansi Kreatif ‘’ untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Jason Scott menemukan bukti atas praktik pengendalian internal yang buruk dalam fungsi pembelian dan utang. Dua kondisi tersebut mungkin berkaitan; sikap longgar manajemen mungkin menyebabkan ketidakpedulian departemen kepedulian terhadap praktik pengendalian internal yang baik.
2.      Komitmen terhadap Integrasi, Nilai – Nilai Etis, dan Kompetensi.
Standar etis merupakan bisnis yang baik Integritas dimulai dari puncak kepemimpinan dengan para pegawai perusahaan mengadopsi sikap manajemen puncak tentang resiko dan pengendalian. Perusahaan mendukung Integritas dengan :
·               Mengajarkan dan mensyaratkan secara aktif.
·               Menghindari pengharapan atau insentif yang tidak realitis sehingga motivasinya tindakan dusta atau ilegal
·               Memberikan penghargaan atas kejujuran serta memberikan lebel ferbal pada perilaku jujur dan tidak jujur secara konsisten.
·               Mengembangkan sebuah kode etik tertulis yang menjelaskan secara eksplisit perilaku – perilaku jujur dan tidak jujur.
·               Mewajibkan pegawai untuk melaporkan tindakan tidak jujur atau ilegal dan mendisiplinkan pegawai yang tidak melaporkannya.
·               Membuat sebuah komitmen untuk kompetensi.
3.      Pengawasan Pengendalian Oleh Dewan Direksi
Dewan Direksi yang terlibat mewakili kepentingan dan memberikan tinjauan independen manajemen yang bertindak seperti sebuah pengecekan dan penyimbangan atas tindakan tersebut. Komitmen Audit (Audit Committee), Komitmen audit bertanggung jawab atas pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap pengaturan, pengendalian internal, serta perekrutan dan pengawasan baik auditor maupun pengawasan ekternal, yang melaporkan seluruh kebijakan dan praktik akuntansi kepentingan kepada komitmen tersebut.

Resiko atas kejadian yang teridentifikasi dapat dinilai melalui beberapacara yang berbeda yaitu dengan kemungkinan, pengaruh positif dan negatif,secara individu dan sesuai katagori, pengaruhnya terhadap unit organisasi baik  pada resiko turunan maupun resiko berbasis residual. Resiko Turunan terjadi sebelum manajemen melakukan langkah-langkah untuk mengendalikan kemungkinan atau pengaruh suatu kejadian. Resiko Residual adalah resiko yang tersisa setelah manajemen melakukan kendali internal atau respon lainnya terhadap resiko. Perusahaan harus menilai resiko turunan, memberikan respon dan kemudian menilai/menaksir resiko residualnya. Perusahaan dapat menilai resiko turunan, memberikan respond dan kemudian menilai resiko residual.
Untuk meluruskan resiko yang diidentifikasi melalui toleransi perusahaan terhadap resiko, manajemen harus memandang secara luas resiko pada entitas. Manajemen menilai kemungkinan dan pengaruh resiko, sebagaimana biaya dan benefit atas respon alternativ. Manajemen dapat merespon resiko dengan salah satu diantara 4(empat) cara berikut :

1.      Reduce (Mengurangi). Mengurangi kemungkinan dan pengaruh resiko dengan melaksanakan sistem yang efektif terhadap kendali internal.
2.      Accept (Menerima). Menerima kemungkinan dan pengaruh resiko.
3.      Share (Membagikan). Membagi resiko atau mentransfer resiko tersebut keorang lain dengan membeli asuransi, outsourching aktivitas, atau memasukkan ke dalam transaksi lindung nilai (hedging).
4.      Avoid (Menghindari). Menghindari resiko dengan tidak melakukan kegiatan yang menghasilkan resiko. Dalam hal ini perusahaan perlu menjual pembagiannya, keluar dari lini produk, atau tidak mengembangkan perusahaan sebagai antisipasinya.
Menghindari resiko dengan tidak melakukan kegiatan yang menghasilkan resiko. Dalam hal ini perusahaan perlu menjual pembagiannya, keluar dari lini produk, atau tidak mengembangkan perusahaan sebagai antisipasinya. Akuntan dan perancang sistem membantu manajemen merancang sistem kendali yang efektif untuk menghindari resiko turunan tersebut. Mereka juga mengevaluasi sistem kendali internal untuk memastikan bahwa sistem bekerja secara efektif. Mereka menilai dan mengurangi resiko turunan menggunakan strategi seperti yang ditunjukkan pada Gambar .








Identify the events,or threats, that confront the company
Estimate the impact , or pontential loss ,from each threat
Estimate the cost and benefits from instituting controls
Estimate the likelihood,or probability, of each that
Identify controls to quard aqainst each threat
Is it cost beneficial to protect the sytem from a threat ?















Avoid, share ,or accept risk
                                                                                                                     NO



                                                             YES
Reduce risk by implemenying controls to quard against the threat
 





Memperkirakan Kemungkinan dan Dampak

Beberapa kejadian menunjukkan resiko yang lebih besar karena kejadian tersebut akan lebih mungkin terjadi. Karyawan akan lebih mungkin melakukan kesalahan dibanding melakukan kecurangan, perusahaan akan lebih mungkin menjadi korban kecurangan dibandaing korban gempa bumi. Kemungkinan terjadinya gempa bumi mungkin kecil namun pengaruhnya dapat menghancurkan perusahaan. Pengaruh terjadinya kecurangan biasanya tidak begitu besar, karena kebanyakan fraud terjadi secara instan tidak mengancam keberadaan perusahaan. Kemungkinan dan pengaruh harus disamakan. Apakah peningkatan, baik secara material kejadian dan kebutuhan akan perlindungan terhadap peningkatan kecurangan. Perangkat software membantu menjalankan penilaian resiko dan responakan resiko. Sebuah perusahaan di Florida yaitu Blue Cross Blue Shield menggunakan software ERM yang memungkinkan manajer masuk ke dalam resiko yang terlihat jelas; menilai sifat resiko, kemungkinannya dan pengaruh dan menempatkannya dengan rating bilangan. Keseluruhan penilaian resiko perusahaan dikembangkan dengan memisahkan semua rangking/urutan-urutan.

Mengidentifikasi Kontrol

Manajemen harus mengenali kendali yang melindungi perusahaan dari setiap kejadian. Mencegah kendali biasanya lebih dulu dari mendeteksi kendali. Saat kendali pencegahan gagal, kendali deteksi diperlukan untuk menemukan permasalahan. Koreksi kendali membantu memperbaiki masalah yang ada. Sistem kendali internal yang baik harus digunakan untuk ketiganya.

Memperkirakan Biaya dan Keuntungan

Tujuan perancangan sistem kendali internal adalah menyediakan jaminan yang masuk akal yang memungkinkan suatu kejadian tidak terjadi. Tidak ada sistem kendali internal yang menyediakan proteksi yang mudah terhadap semuakejadian, karena memiliki terlalu banyak kendali mengakibatkan larangan biaya dan secara negatif mempengaruhi efisiensi operasional. Sebaliknya memiliki kontrol yang sedikit pun tidak akan memberikan jaminan yang masuk akal.
Keuntungan dari sebuah prosedur kendali internal harus melebihi biayanya. Keuntungan, yang sukar dijumlahkan secara akurat, termasuk  peningkatan penjualan dan produktifitas, pengurangan kerugian, integrasi yang lebih baik antara pelanggan dan supplier, meningkatkan kesetiaan pelanggan, keuntungan yang kompetitif, dan premi asuransi yang lebih rendah. Biaya biasanya lebih mudah diukur dibandingkan keuntungan. Elemen biaya primer adalah personil, termasuk waktu untuk melakukan prosedur kendali, biaya mempekerjakan karyawan tambahan untuk mencapai pemisahan yang efektif atastugas-tugas dan biaya program kontrol untuk sistem komputer. Salah satu cara untuk memperkirakan nilai kendali internal melibatkan perkiraan kerugian, hasil matematis terhadap pengaruh dan kemungkinan tersebut adalah :
Perkiraan Kerugian = Pengaruh x Kemungkinan
Nilai prosedur kontrol adalah perbedaan antara Perkiraan Kerugian dengan prosedur kontrol dan kerugian yang diperkirakan tanpa prosedur kontrol.
Aktivitas pengdalian (contorol activities) adalah kebijakan, persedur , dan aturan yang  meberikan  jamina memadai bawah tujuan pengendalian telah di capai dan respon resiko dilaku kan . manjemen harus memastikan bawah :
·         pengendalian dinpilih dan di kembang kan untuk mebantu megurangi resiko hingah level yang dapat di terima;
·         pengendalian umum yang sesuah di pilih dan di kembangkan melalu teknologi;
·         aktivitas pengendalian di impilentasikan dan di jalan kan dgn sesuai kebijakan dan prosedur perusahan yang telah di tentukan.
Petugas aman informasi dan staf operasi bertangu jawab untuk memastikan bawah prosedur pengedalian telah di ikuti . akibat , menjer perlu melibat kan analisi sitem ,desainer, dgn pengunan dan penguna ahkir ke tika mendesain sitem pengedalian berbasic komputer.
Penipuan komputer yang tidak profesional dan perampokan keaman yang dilakukan pada waktu terusebut beberapa alasan , yaitu;
·         libur pegawai yang di perpanjang berarti bawah orang yang’’ mengurusi toko’’lebih sedikit ;
·         para pelajar libur sekolah dan menpunyai waktu lebih ;
·         para hecker yang budaya berbeda menigkat kan serangan mereka.

Sistem informasi dan komunikasi haruslah memperoleh dan mempertukarkan informasi yang dibutuhkan untuk mengatur, mengelola, dan mengendalikan operasi perusahaan. Tujuan utama dari sistem informasi akuntansi (SIA-accounting information system) adalah untuk mengumpulkan, mencatat, memproses, menyimpan, meringkas, mengkomunikasikan informasi mengenai sebuah organisasi. Hal tersebut meliputi pemahaman cara transaksi dilakukan, data diperoleh, file di akses serta diperbarui, data diproses, dan informasi dilaporkan. Hal itu meliputi pemahaman pencatatan dan prosedur akuntansi, dokumen-dokumen pendukung, dan laporan keuangan. Hal-hal tersebut memberikan jejak audit (audit trail), yang memungkinkan transaksi untuk ditelurusuri secara bolak-balik antara asalnya dan laporan keuangan.
Sebagai tambahan untuk pengidentifikasian dan pencatatan seluruh transaksi yang valid, SIA harus mengklasifikasikan transaksi secara tepat, mencatat transaksi pada nilai moneter yang sesuai, mencatat transaksi di dalam periode akuntansi yang sesuai, dan menyajikan transaksi secara tepat dan pengungkapkan lainnya di dalam laporan keuangan.
Komunikasi harus dilakukan secara internal dan eksternal untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan guna menjalankan aktivitas pengendalian internal harian. Seluruh personel harus memahami tanggung jawab mereka.
Kerangka IC yang diperbarui memerinci bahwa 3 prinsip berikut berlaku di dalam proses informasi dan komunikasi :
1.      Mendapatkan atau menghasilkan informasi yang relevan dan berkualitas tinggi untuk mendukung pengendalian internal.
2.      Mengkomunikasikan informasi secara internal, termaksud tujuan dan tanggung jawab yang diperlukan untuk kompenen-kompenen lain dari pengendalian internal.
3.      Mengkomunikasikan hal-hal pengendalian internal yang relevan kepada pihak-pihak eksternal.

Sistem pengendalian internal yang dipilih atau dikembangkan harus di awasi secara berkelanjutan di evaluasi dan dimodifikasi sesuai kebutuhan segala kekurangan harus dilapor kepada manajemen senor dan dewan direksi. Efektifitas pengendalian internal di ukur dengan menggunakan evaluasi formal atau evaluasi penilaian diri.atau hal ini dapat dialkukan dengan pengauditan internal. Pengawasan yang efektif melibatkan melatih dan mendampingi pegawai, mengawasi kinerja mereka, mengoreksi kesalahan dan mengawasi pegawai yang memiliki akses terhadap aset.

Business Software Alliance (BSA) melacak dan mendenda perusahaan-perusahaan yang melanggar lisensi perangkat lunak. Untuk mematuhi hak cipta dan melindungi dirinya dari gugatan pembajakan perangkat lunak, perusahaan harus melakukan audit perangkat lunak secara periodik, harus ada lisensi yang cukup untuk seluruh pengguna dan perusahaan tidakwajib membayar untuk lisensi yang lebih dari yang dibutuhkan.
Peningkatan jumlah perangkat (mobile) harus dilacak dan diawasi karena kerugian dapat menunjukan pengungkapan yang disubstansial. Barang-barang yang dilacak adalah perangkat siapa yang memiliki, tugas apa yang mereka jalankan, fitur keamanan yang dipasang, dan perangkat lunak apa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memelihara sistem dan keamanan jaringan yang memadai.

Menjalankan Audit Berkala

Audit keaman eksternal, internal, dan jaringan dapat menilai dan mengawasi risiko maupun mendeteksi penipuan dan kesalahan. Menginformasikan para pegawai audit membantu menyelesaikan masalah-masalah privaci, menghalangi penipuan dan mengurangi kesalahan. Para auditor harus menguji pengendalian sistem secara reguler dan menelusuri file pengguna sistem untuk mencari aktifitas mencurigakan secara periodik. Audit internal menilai keterandalan secara integritas informasi dan operasi keuangan, mengevaluasi efektifitas pengendalian internal, dan menilai kepatuhan pegawai dengan kebijakan dan prosedur manajemen maupun perundangan dan peraturan yang berlaku. Fungsi audit internal harus independen dari fungsi akuntansi dan pengoperasian secara organisasi. Audit internal harus melapor kepada komite audit, bukan pengawas atau CFO.
·         Computer security officer (CSO) seorang pegawai yang independen dari fungsi sistem informasi yang mengawasi sitem, menyebarkan informasi mengenai penggunaan sistem yang tidak sesuai dengan konsekuensinya, serta melapor kepada manajemen puncak.
·         Chief compliance forensik (CCO) seorang pegawai yang bertanggung jawab atas semua tugas kepatuhan yang terkait sox serta pengaturan hukum dan peraturan
·         Penyidik forensik individu yang memilki spesialisasi dalam penipuan, sebagian besar dari mereka memiliki pelatihan khusus dari agen-agen penegak hukum lainya, seperti FBI atau IRS atau memiliki sertifikasi profesional seperti Certifien fraud examiner(CFE)
·         Special forensik komputer pakar komputer pakar komputer yang menemukan, mengekstrasi, mengamankan, dan mendukomentasi buktu komputer seperti keabsahan, akurasi, dan integritas bahwa tidak akan menyerah pada tantangan hukum.

Mengimplementasikan Hotline Penipuan

            Orang-orang yang menyasikan perilaku curang sering kali terbagi di antara dua perasaan yang bertentangan. Meskipun mereka ingin melindungi aset perusahaan dan melaporkan pelaku penipuan, mereka merasa tidak nyaman untuk melakukan pelaporan penipuan, sehingga yang sering terjadi adalah mereka tetap diam. Keengganan ini lebih kuat jika mereka takut akan para whistle blower yang diasingkan, dianiaya, atau mengalami bahaya pada karier mereka. Sarbanes-Oxley Act (SOX) mengamanatkan sebuah mekanisme bagi para pegawai agar melaporkan penipuan dan penyalahgunaan. Sebuah hotline penipuan (fraud hotline) merupakan cara yang efektif untuk mematuhi hukum dan meyelesaikan konflik whistle blower.




 


























Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kerangka konseptual Akuntansi Sektor Publik

Chapter 6 : examining accountans ethical behavior : A review and implication for future research